watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

SWIMSUIT BERPANTAT PADAT
<

Aku
adalah seorang “Computer Engineer” yang selalu
dinas keliling Indonesia guna melayani customer
perusahaan tempatku bekerja. Satu saat tepatnya
bulan Juni 1994, aku ditugaskan ke kota Y.
Sesampai di stasiun kereta api jam 8 pagi aku
langsung naik becak dan melintas jalan M yang
cukup terkenal lalu meminta kepada tukang becak
untuk segera diantar ke hotel yang mempunyai
cukup fasilitas.
Aku menurunkan tas koperku di depan hotel M.
Setelah cukup istirahat aku berniat ingin sarapan,
karena semalam di kereta api aku tidak makan.
Namun ketika keluar dan akan mengunci pintu
kamar, aku terkejut melihat beberapa wanita
memakai pakaian swimsuit melintas
dibelakangku. “Ada apa gerangan?”, dalam hati
aku bertanya.
Rasa ingin tahuku begitu besar, sehingga
membuat perutku rasanya menjadi kenyang. Aku
coba mengikuti para wanita tersebut dari
belakang dan.., wowww.., betapa bahenolnya
pantat mereka. Sesaat aku berhenti dan.., ternyata
mereka adalah pengujung biasa yang hanya ingin
latihan fitness.
Beberapa saat aku memperhatikan mereka, dan
ketika itu juga terdengar suara wanita menggoda
menyapaku “Mau fitness juga Mas?”, aku
mencoba berbalik badan.., ya ampun!, seorang
wanita memakai swimsuit warna pink dengan
body yang aduhai dan mempunyai rambut lurus
terurai hingga pundak menghampiriku sambil
tersenyum.
“Wah senyumnya begitu menggoda pikirku
dalam hati”, hingga aku sejenak terdiam bagai
patung tapi biji mataku berjalan dari atas ke
bawah memperhatikan wanita tersebut yang
mempunyai kaki begitu panjang dan indah.
“Ohh.., tidak!, hanya lihat-lihat saja”, jawabku.
“Mas.., dari Jakarta?” wanita tersebut kembali
bertanya.
“Iya.., saya sedang tugas ke sini, dan kebetulan
saya menginap di hotel ini, anda sendiri sedang
apa disini?” aku memberanikan diri balik bertanya.
“Sebenarnya aku ke sini mau fitness, tapi sudah
full.., jadi aku mengubah rencana ingin berenang
saja, kebetulan kolam renangnya bersebelahan
dengan ruangan fitness”.
Kesunyian memecahkan pembicaraan kami
sejenak.., dan “Oh, ya.., Bambang namaku..,
kamu siapa?”, aku mencoba berkenalan.
“Namaku Inayah.., aku juga orang Jakarta, aku
kuliah di sini, aku sering ke hotel ini hanya untuk
fitness dan berenang” jawab Inayah.
“Kalau begitu kita sama-sama saja ke kolam
renang,” aku coba mengajak.
“Emang Mas Bambang mau berenang juga”,
tanya Inayah. Aku terkejut sambil menelan
ludah.., gawat! aku kan nggak bisa berenang
yachh.., “, pikirku dalam hati. “Oh, tidak.., tidak!
kamu saja yang berenang, aku pesan makanan
dan minuman, kebetulan aku belum sarapan”,
jawabku sambil memanggil pelayan.
“Oke dech kalau begitu.., Inayah sekalian minta
minuman berenergi boleh nggak..?”.
Langsung aku jawab, “Boleh-boleh.., mau berapa
botol?”, Byuurr Inayah menjatuhkan badannya ke
kolam”, aku pesan satu botol saja yach..”, jawab
Inayah manja dari dalam kolam.
Setelah 30 menit Inayah baru beranjak dari kolam
renang dan langsung glek.., glek.., glek.., satu
botol kecil minuman berenergi langsung kering
diteguk Inayah. “Pantas Inayah mempunyai body
begitu aduhai, dan pasti mempunyai gairah seks
yang tinggi”, aku mengira-ngira.
“Mas Bambang berapa lama di sini?”, tanya
Inayah sambil mengusap-usap rambutnya dan
menjatuhkan pantatnya di kursi malas di
sampingku.
“Enggak lama kok, hanya 2 hari” jawabku
berbohong, padahal aku harus 1 bulan menetap
di kota Y, karena tugas yang akan aku lakukan
cukup berat.
Angin sepoi-sepoi mengusap pembicaraan kami
berdua, rasanya kami sudah cukup akrab
meskipun perkenalan kami baru berlangsung
beberapa jam dan tak terasa waktu menunjukan
pukul 10 pagi.
“Kamu mandi dan ganti pakaian di kamarku saja”,
aku memberanikan diri memberi tawaran pada
Inayah yang sejak tadi melonjorkan badannya
dengan tangan ke atas sehingga dengan bebas
bulu ketiaknya menari-nari tertiup angin.
“Boleh dech..”, jawab Inayah singkat. Sampai di
kamar, timbul rasa birahiku karena tergoda
bentuk tubuh Inayah yang menggigit seluruh
persendianku.
“Mas.., nanti malam aku boleh ke sini nggak?,
karena sekarang aku mau kuliah dulu, Mas juga
kan mau tugas dulu kan..?”, tanya Inayah ketika
keluar dari kamar mandi dengan pakaian sudah
rapi. Pertanyaan Inayah itu sekaligus
mengundang ribuan setan mempengaruhi
pikiranku mencari akal untuk merayu Inayah agar
dapat aku setubuhi. “Boleh.., datang saja”,
jawabku sambil memegang pundak Inayah yang
mempunyai umur 21 tahun tinggi badan 163 cm.
Inayah diam saja saat aku pegang pundaknya,
malah dia menatapku tajam. Aku tak berdaya
akan tatapan matanya yang begitu indah.
Suasana hening.., dan perlahan aku goyangkan
kepalaku untuk mencoba menyentuh bibirnya.
“Jangan Mas.., aku sudah pakai lipstik, nanti
berantakan lagi” jawab Inayah menolak dengan
halus. Aku jadi penasaran, tapi aku yakin dari
tatapan matanya tersembunyi ada kesan frustasi
dalam diri Inayah, tapi aku tidak mau mencoba
berusaha tau ada apa sebenarnya yang terjadi
tehadap diri Inayah. Karena pikiranku sudah kacau
termakan keindahan lekuk tubuh Inayah yang
begitu menggoda.
“Ting tong.., ting tong.., ting tong..”, tepat pukul
7 malam suara bell kamar berbunyi 3 kali, aku
segera menghampiri pintu dan saat kubuka..,
wuuaahh kulihat Inayah berdiri manis dengan
mengenakan gaun tipis panjang warna biru
muda dengan tali kecil di pundak hingga terlihat
anggun. Terlihat bercak dua bulatan BH di
dadanya dan celana dalam mungil yang tembus
pandang tersorot lampu utama saat aku
nyalakan.
“Mau mengajak jalan ke mana yach..? Kalau ke
disco tidak mungkin, pasti makan malam, sebab
Inayah mengenakan pakaian resmi untuk pesta”,
dalam hati aku bertanya-tanya.
“Silakan masuk.., aku masih pakai handuk dan
mau ganti pakaian dulu, aku baru selesai mandi”,
jawabku sambil menarik tangan Inayah yang
mulus putih bersih.
“Blaakk!” pintu kamar kututup dan.., terkejut aku
tiba-tiba jemari lentik nan lembut memegang
jemariku yang kasar yang setiap hari memegang
obeng dan solder ketika aku mengunci pintu. Aku
berbalik badan dan sambil berdiri langsung aku
belai rambut Inayah yang halus lurus terurai..,
aku teruskan belaianku ke wajah Inayah yang
berbentuk oval dan terlihat ada rasa penyesalan
bercampur keputus-asaan juga keinginan untuk
melakukan persetubuhan yang paling melekat..,
kulanjutkan belaianku menyusuri pundak.., “Ohh
Mas..”, jawab Inayah lirih sambil memejamkan
matanya isyarat meminta untuk dicium. Aku
tatap bibirnya tidak berwarna merah muda lagi
saat Inayah pakai di siang hari tadi, mungkin ini
menandakan aku boleh menciumnya. Aku dekap
Inayah dengan mesra seperti layaknya seorang
istri di malam pertama. Dengan lembut aku
hunjamkan ciuman dengan deras ke bibir Inayah
yang tipis menggoda. Tak disangka.., Inayah
membalas dengan menjulurkan lidahnya kedalam
mulutku dan memainkannya dengan lihai. Aku
segera membelai dan menciumi tengkuk leher
panjang Inayah sampai pundak dan.., ting..!, aku
lepas tali gaunnya, hingga gaun terusan sampai
kaki itu terjatuh ke lantai.
Kini hanya BH ukuran 36B tanpa tali ke pundak
yang ada di hadapanku siap aku mangsa. “Ahh..,
ouuhh.., Mass.., beri aku kepuasan..” terdengar
suara Inayah meminta dengan pasrah yang saat
itu juga terdengar degupan jantung Inayah yang
berdetak keras dengan nafas terengah-engah
apalagi disaat aku mencoba membuka BH-nya
yang yang tipis berwarna putih. Woowww..,
indah sekali buah dada Inayah yang menonjol ke
depan dengan puting kecil dan dikelilingi aurora
yang kecil pula dan penuh kehangatan itu.
“oouuhh.., Mass.., isap.., isap dong Mass..” pinta
Inayah memelas.
Aku langsung melahap dua buah gunung kembar
itu dengan hisapan dan jilatan yang liar sehingga
membangunkan kemaluanku yang bersembunyi
di balik handuk, sepertinya kemaluankupun sudah
tidak sabar menggedor-gedor dan menjatuhkan
handuk hingga aku kini telanjang bulat. Aku
semakin gencar melancarkan serangan ke seluruh
tubuh Inayah yang wangi khas parfum true love,
aku meremas buah dada kiri Inayah dan menjilati
buah dada kanan Inayah sambil memeluk dan
mengelus-eluskan tanganku di punggung Inayah
sampai ke pantat. Inayah mendengus keenakan
dan membuang kepalanya ke belakang dengan
otomatis dadanya membusung ke depan dan
makin tampak pula keindahan buah dadanya
yang menonjol membesar. “Terus Mass..,
ouugghh.., yang keras isapnya Mass..”, Inayah
memaksa.
Perlahan aku pelorotkan celana dalam Inayah
yang tipis berwarna putih dan berbunga di
tengahnya hingga dengkul dan tanpa dikomando
aku telah benamkan kepalaku di hadapan liang
kewanitaan Inayah yang tersembunyi dibalik
bulu-bulu halus yang lebat tak terkira. Ohh..,
honey.., please go on.., ouuhh.., sepertinya
Inayah kurang bebas, akhirnya dia pelorotkan
sendiri celana dalamnya sampai kini dia benar-
benar bugil tanpa sehelai benangpun menempel
di tubuh indahnya itu. Sambil berdiri Inayah
membuka kakinya lebar-lebar untuk
menyerahkan lubang kenikmatannya yang
menganga agar segera dijilat.
“sstt.., sluupp.., eehhmm.., ohh.. Inayah betapa
sempitnya memekmu”, pikirku yang terus
membungkuk dan menjilati clitoris Inayah yang
nangkring di pintu gua yang penuh misterius
namun penuh kenikmatan itu.
“uugghh.., oouuhh.., eehhmm..” Inayah
mendesah dan.., sseerr.., cairan madzi
membanjiri liang kewanitaan yang membuatku
semakin mudah meluncurkan kemaluanku untuk
menembus liang kewanitaan Inayah. Kebangkitan
birahi Inayah makin membara dan mulai
memutar-mutarkan pantatnya yang gempal dan
bulat seirama dengan jilatan lidahku yang lincah
menari-nari di sekitara clitoris dengan sekali-sekali
memasukan lidahku ke dalam gua yang gelap
gulita. Inayah menggelinjang keenakan. Aku
begitu merasakan kenikmatan begitupun Inayah
yang menarik-narik rambutku dengan ganas..,
bagai seorang wanita yang sudah lama haus
menantikan kenikmatan yang tiada tara itu.
“Oohh.., honey masukin cepat kemaluannya”,
pinta Inayah tak sabar sambil menjatuhkan kedua
tangannya ke sofa dan menjulurkan pantatnya ke
belakang dengan kaki mengangkang.
Kini Inayah dalam posisi berdiri menungging
kebelakang siap menerima kemaluanku dari
belakang. Sleebb.., kemaluanku menembus
lorong gelap menuju singgasananya dengan
perlahan.
“oouuhh.., nikmat sekali Maass.., terus perlahan
Maass.., acchhkk.., jangan berhenti Maass..”
Inayah memohon lirih, diputar-putarkan
pantatnya dari kiri ke kanan dan sebaliknya,
sehingga rasa geli menyelimuti kemaluanku yang
keluar masuk di liang senggama Inayah yang
sempit tapi lembut. Aku semakin mengganas
tatkala aku dengar desahan Inayah yang tiada
hentinya.
“Oouugghh.., acchhkk.., yang cepat.., yang
keras.., Mass.., Mass.., oouugghh.., Maass..!”.
Seerr.., terasa basah mengguyur kemaluanku
yang masih berdiri tegak dengan panjang 14 Cm
dan diameter 3.5 cm itu. Sehingga terdengar
bunyi clep.., clep.., liang surga Inayah mulai
becek, Inayah mengeluarkan kemaluanku dan..,
slupp.., sluupp.., sstt.., Inayah langsung melahap
kemaluanku dan mengisap dengan rakusnya,
sesekali dia julurkan lidahnya untuk menjilati dua
buah biji kemaluanku hingga lubang anus yang
membuatku mengelinjang kegelian.
Setelah puas memainkan kemaluanku, sepertinya
Inayah meminta kembali untuk diserang dan dia
menarikku ke kamar mandi hingga ke bath tab
dengan memegang kemaluanku. Aku seperti
kerbau dungu yang mau menuruti perintah
tuannya, namun jika kerbau yang ditarik
hidungnya, tapi aku yang ditarik kemaluanku
yang sedang menegang. Inayah membuka kran
air dingin tanpa air panasnya, jadi terasa dingin
sekali tatkala kami berdua menjatuhkan diri
kedalam bath tab tersebut.., namun tidak
mengecilkan semangat kemaluankku yang masih
terus menjulang tegang. Inayah menutup air kran
setelah bath tab terisi sedikit sekedar membasahi
alas bath tab. Inayah kembali menjilati
kemaluanku.., selangkanganku. Aku tidak mau
kalah, akhirnya aku bangkit dan aku tidur kembali
membalikkan tubuhku sehingga kepalaku kini
berada tepat di depan liang kewanitaan Inayah
yang telah dari tadi menganga minta dijilat. Dalam
keadaan posisi 69, Inayah berada di bawah
dengan kaki merenggang diangkat ke sisi-sisi bath
tab, Inayah mengangkat pantatnya sambil
digoyang-goyang dengan dengan cepat karena
semakin geli oleh jilatan lidahku yang menusuk-
nusuk hingga dalam.
“oouuhh.., Maass.., masukin sayang.., aku sudah
nggak tahan nich..”, Inayah mengeluh minta
dimasukin.
Akhirnya kami merubah posisi, giliran Inayah
yang berada di atas, sedang aku di bawah.
Dengan posisi berjongkok Inayah langsung
menangkap kemaluanku dan menuntunnya
masuk kedalam lubangnya yang sudah basah
dengan campuran madzi dan air kran juga air
ludahku. Sleebb.., sleebb.., perlahan Inayah
menaik-turunkan tubuhnya sambil memegang
dadaku yang plontos tanpa bulu sedikitpun. Aku
lihat mata Inayah merem-melek keenakan sambil
mengigit-gigitkan bibirnya yang mungil itu
dengan sesekali mendesah. “Aahh.., acchh..,
oouucchh.., Mass.., nikmat sekali, kamu hebat
mass.., bisa bikin aku puas.., oouuhh! acchh..!
uuhh.., baru kali ini aku merasakan kepuasan..,
oouugghh..!”, Inayah mengerang merasakan
kenikmatan yang tiada tara. Inayah semakin
mempercepat gerakannya dan terdengar suara
bleb.., bleb.., yang begitu keras antara pantat
Inayah yang besar dengan pahaku, berpadu
dengan suara teriakan Inayah yang meminta
ampun merasakan ngilu atas gesekan
kemaluanku dengan liang kewanitaan Inayah.
“Mass.., aku mau keluar lagi.., kita keluarin sama-
sama yach say..?”, pinta Inayah lagi memelas
dengan suara sedikit gemetaran menahan rasa
nikmat yang segunung.
“uugghh.., honey.., aku mau keluar.., ayo
sayang.., lebih cepat, lebih cepat lagi sayang..,
ouugghh..!”, aku mendengus. “oouuhh..,.
aacckkhh..!!”, Inayah berteriak keras sambil
menggaruk dadaku kuat-kuat merasakan
kenikmatan dunia yang hebat itu. Cret.., cret..,
cret.., cret.., cairan maniku membasahi lubang
kenikmatan Inayah dan terasa becek sekali, tapi
rasa itu menghilang dengan secara mendadak
kemaluanku yang masih mendarat di lubang
kemaluan Inayah dipijit dengan keras oleh liang
senggama Inayah yang kembang kempis.
“Terima kasih ya Mas.., sudah memberi kepuasan
kepada Inayah” ucapan Inayah membisik di
telingaku dan Inayah langsung terkulai lemas di
atas tubuhku dan tanpa sadar dia terbaring lelap
dengan keadaan telanjang bulat, indah dan mulus
sekali tubuhnya walau sudah 3 kali orgasme, bau
aroma True Love-nyapun tetap melekat di
tubuhnya. Aku peluk tubuhnya dengan mesra
dan akupun mulai tertidur, sebelumnya aku buka
penyumbat air bath tab supaya airnya mengalir
keluar dan tidak menggenang di dalam bath tub.
“Kalau airnya nggak dibuang bisa masuk angin
aku.., apalagi dalam keadaan capek begini”,
pikirku dalam hati
Kamipun tertidur lelap sampai pagi di dalam bath
tab. Ternyata Inayah wanita yang kawin diusia
muda dan melanjutkan kuliah di kota “Y”, tapi
tidak pernah mendapatkan kepuasan seks dari
suaminya, karena kemaluan suaminya lama sekali
untuk bangun, sehingga kadang-kadang Inayah
sudah mencapai 3 kali orgasme sebelum rudal
scud suaminya bangun dan masuk ke liang
kewanitaan Inayah. Jadi masih bisa dihitung baru
5 kali kemaluan suami Inayah menyelam ke
dalam liang senggama Inayah. “Pantes.., memek
Inayah sempit seperti perawan”, pikirku dalam
hati. Dan semenjak itu setiap ada tugas ke kota
“Y” aku selalu mengambilnya, dan sebelum
berangkat aku telepon Inayah dahulu


Adult | GO HOME | Exit
1/1027
U-ON

inc Powered by Xtgem.com